Kamis, 16 April 2009

belajar menganalisa

ANALISIS DESIGN, FONT, COLLOUR

http://www.sman3-bdg.net/id/


Untuk menganalisa sesuatu yang kita lihat, rasakan dari sesuatu hal yang mungkin akan menghasilkan solusi yang baik, maka banyak segmen yang mesti kita pikirkan dari kepribadian atau karakter dari sesuatu itu.

Menganalisis sebuah web contohnya, secara visual mungkin banyak hal yang mesti kita analisis,baik itu dari segi tampilan, warna, bahasa, jenis huruf, warna huruf perpaduan warna isi wacana, dan masih banyak lagi. Namun dalam hal ini, saya akan belajar untuk menganalisis sebuah web sekolah SMA 3 Bandung, yang mungkin akan menghasilkan sedikit pembelajaran dari segi penganalisisan saya.

Untuk lebih lanjut, pertama saya akan menganalisis dari segi huruf yang digunakan dalam web ini. Untuk jenis huruf yang digunakan dalam Web ini adalah menggunakan jenis huruf yang sedikit non formal, dimana dari bentuknya seperti arial yang dibentuk dalam bentuk,IT atau robot. Penggunaan huruf ini saya menilai cukuf lumayan bagus akan perpaduan yang ada. Kedua, saya akan menanalisis design yang digunakan dalam background belakang. Dimana untuk latar Head yang ada, saya melihat kurang jelasnya gambar yang ada,, dimana gambar gedung yang ada seakan mempunyai kapasitas yang kecil dalam web ini dan gambar atau foto yang terlihat hanya kelihatan kecil sehingga pengunjung web ini seakan tidak begitu bias ngenali gambar yang ada. Untuk solusi yang demikian, saya mengharapkan buat background atau latar semestinya memakai gambar yang besar, sehingga akan menampilkan design yang enak untuk dilihat.

Ketiga, untuk warna saya melihat sudah cock dengan perpaduan warna yang lain. Yaitu biru, dimana biru ini memberikan kesan pendidkan yang mewakili sekolah smu 3 bandung ini. Jadi untuk warna saya melihat tidak perlu ada tambahan lagi.

Keempat, saya melihat tampilan seutuhnya tidak begitu full, karena, untuk sebuah web diharapkan bias full dalam segi tampilannya.. hal ini yang disayangkan karena banyak area yang tidak digunakan, untuk solusinya, saya melihat untuk bias diperbaiki templatenya, sehingga tampilan computer bias full saat mengakses di web ini.

Senin, 13 April 2009

Adakah Solusi GLOBAL WARMING ?

Pada dasarnya, yang harus kita lakukan adalah mengurangi semaksimal mungkin segala aktifitas yang menghasilkan emisis gas rumah kaca.
Ada lima hal utama yang dapat Anda lakukan menyelamatkan planet bumi:

1. Berhenti atau kurangilah makan daging
Dalam laporannya yang berjudul Livestock's Long Shadow: Enviromental Issues and Options (dirilis November 2006), PBB mencatat bawha 18% dari pemanasan global yang terjadi saat ini disumbangkan oleh industri pertenakan, yang mana lebih besar dari pada efek pemanasan global yang dihasilkan oleh seluruh alat transportasi dunia digabungkan! yang dihitung hanya berdasarkan emisi CO2 yang dihasilkan, padahal selain sebagai kontributor CO2 yang hebat, industri pertenakan juga merupakan salah satu sumber pencemaran tanah dan sumber-sumber air bersih.
Sebuah laporan dari Earth Institute menegaskan bahwa diet berbasis tanaman hanya membutuhkan 25% energi energi yang dibutuhkan oleh diet berbasis daging. penelitian yang dilakukan Profesor Gido Eshel dan Pamela Martin dari Universitas Chicago juga mememberikan kesimpulan yang sama: mengganti pola makan daging dengan pola makan vegetarian 50% lebih efektif untuk mencegah pemanasan global daripada mengganti sebuah mobil SUV dengan mobil hibrida. Seorang vegetarian dengan standar diet orang Amerika akan menghemat 1,5 ton emisi rumah kaca setiap tahunnya!
Seorang vegetarian yang mengendarai SUV Hummer masi lebih bersahabat dengan lingkungan daripada seorang pemakan daging yang mengendarai sepeda!

2. Batasilah emisi karbon dioksida!
Bila memungkinkan, carilah sumber-sumber energi alternatif yang tidak menghasilkan emisi CO2 seperti tenaga matahari, air, angin, nuklir, dan lain-lain.
Bila terpaksa harus menggunakan bahan bakar fosil (yang mana akan menghasilkan CO2), gunakanlah dengan bijak dan efisien. Hal ini termasuk menghemat listrik dan energi, apalagi Indonesia termasuk negara yang banyak menggunakan bahan bakar fosil (minyak, batubara) untuk pembangkit listriknya.
Matikanlah peralatan listrik ketika tidak menggunakan, gunakn lampu hemat energi, gunakan panel surya sebagai energi alternatif.

3. Tanamilah lebih banyak pohon!
Tanaman hijau menyerap CO2 dari atmosfer dan menyimpannya dalam jaringannya. tetapi setelah mati mereka akan melepaskan kembali co2 ke udara. Lingkungan dengan banyak tanaman akan mengikat CO2 dengan baik, dan harus dipertahankan oelh generasi mendatang. Jika tidak, maka karbon yang sudah tersimpan dalam tanaman akan kembali terlepas ke atmosfer sebagai CO2.
Penelitian dari Louisiana Tech University menemukan bahwa setiap acre pepohonan hijau dapat menagkap karbon cukup untuk mengimbangi emisi yang dihasilkan dari mengendarai sebuah mobil selama setahun.
Sebuah studi yang dilakukan oleh layanan perhutanan di Amerika Serikat juga menunjukkan bahwa penanaman 95.000 pohon yang dilakukan di dua kota kecil di Chikago memberikan udara yang lebih bersih dan menghemat biaya yang berhubungan dengan pemanasan dan pendinginan udara sebesar lebih dari US$ 38 juta dalam 30 tahun ke depan.

4. Daur ulang (Recycle) dan gunakan ulang(Reuse)
Kalkulasikan yang dilakukan di California menunjukkan bahwa apabila proses daur ulang dapat diterapkan hingga level negara bagian California, maka energi yang dihemat cukup untuk memberikan suplai energi bagi 1,4 juta rumah, mengurangi 27.047 ton polusi air, menyelamatkan 14 juta pohon, dan mengurangi emisi gas rumah kaca hingga setara dengan 3,8 juta mobil!

5. Gunakan alat transportasi alternatif untuk mengurangi emisi karbon
Penelitian yang dilakukan Universitas Chicago menunjukkan bahwa beralih dari mobil konvensional ke mobil hibrida seperti Toyota Prius dapat menghemat 1 ton emisi per tahun.
Mengkonsumsi makanan produk lokal akan mengurangi emisi dalam jumlah yang cukup signifikan. Penelitian yang dilakukan oleh Iowa State University pada tahun 2003 menemukan bahwa makanan non-lokal rata-rata menempuh 1.494 mil sebelum di konsumsi, bandingkan dengan makanan lokal yang hanya menempuh 56 mil. Bayangkan betapa banyak emisi karbon yang dihemat dengan perbedaan 1.438 mil tersebut.
Gunakan sepeda sebanyak yang Anda bisa sebagai metode transportasi. selain menghemat banyak energi, bersepeda juga merupakan olahraga yang menyehatkan.
"Saya berusaha untuk menggunakan sepeda untuk pergi ke tempat kerja sesering yang saya bisa untuk menghemat energi." - Margot Wallstrom. Wakil Presiden dari Komisi Uni Eropa
http://ibasbali.blogspot.com/2008/07/adakah-solusi-global-warming.h
Carbon Trade, Solusi Kurangi Efek Global Warming
OLeh : Aristia Hady Wanjaya
Global Warming atau Pemanasan Global saat ini telah menjadi soroton seluruh masyarakat dunia dan menjadi topik utama dalam Konferensi Para Pihak ke-13 dalam Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim atau UNFCCC di Nusa Dua Bali, 3 – 14 Desember 2007. Sekitar 9.575 peserta dari 185 negara berusaha untuk mencari solusi bagaimana menahan laju dari dampak Global Warming tersebut . Global Waming sendiri adalah meningkatnya suhu rata-rata di permukaan bumi akibat dari meningkatnya jumlah emisi karbon di atmosfer. Global Warming akan diikuti dengan perubahan iklim di bumi ini, seperti meningkatnya curah hujan di beberapa belahan dunia sehingga terjadi menimbulkan banjir dan erosi. Sedangkan, di belahan bumi lain akan mengalami musim kering yang berkepanjangan akibat naiknya suhu di bumi.
Selain itu juga dampak dari Global Warming adalah meningkatnya tinggi muka air laut dan membuat air laut tidak asin lagi. Menurut para peneliti, perubahan iklim di belahan Bumi utara telah melelehkan gletser dan membawa lebih banyak hujan. Ini menyebabkan lebih banyak air tawar mengalir ke laut. Akibat langsungnya adalah kenaikan permukaan air laut dan tenggelamnya wilayah pesisir lalu hujan dan aliran di wilayah tinggi akan meningkat. Curry dan Cecilie Mauritzen dari Norwegian Meteorological Institute memperhitungkan ada ekstra 19.000 kilometer kubik air mengalir ke laut utara antara tahun 1965 hingga 1995. Sebagai perbandingan, Sungai Mississippi mengalirkan sekitar 500 kilometer kubik air tawar ke Teluk Meksiko tiap tahun. Sedangkan Amazon, sungai terbesar dunia, memasok sekitar 5.000 kilometer kubik air ke lautan setiap tahun.
Karena air dengan kadar garam rendah itu kurang padat, maka menambahkan air tawar ke laut bisa mempengaruhi alirannya - seperti sistem arus Atlantik yang mempertemukan air dingin dari wilayah Artik dengan air hangat dari daerah tropis. Bagian atas arus ini terdiri dari aliran air hangat, seperti arus teluk, yang bergerak ke utara di sepanjang permukaan laut. Di wilayah lintang yang tinggi, arus ini menjadi dingin dan menuju ke bawah - melepaskan panas ke atmosfer dan menyebabkan iklim dingin yang tidak membekukan di wilayah-wilayah seperti Inggris. Nah, bila banyaknya air tawar yang masuk ke laut mengubah aliran ini - baik musiman maupun jangka panjang - maka ia akan mempengaruhi banyak hal, mulai terbentuknya badai hingga banjir dan udara panas. Sejauh ini memang belum ada perubahan signifikan yang diteliti berkaitan dengan makin banyaknya air tawar yang masuk ke laut. Namun Curry dan Mauritzen memperkirakan perubahan seperti itu akan terjadi bila pemanasan global terus berlangsung.
Penyebab utama dari Global Warming itu sendiri adalah menngkatnya jumlah emisi karbon akibat penggunaan energi fosil, terutama di sektor industri. Negara industri seperti Amerika Serikat, China, Australia, Jepang dan Rusia menjadi aktor utama sebagai penyebabnya. Hal ini disebabkan oleh pola konsumtif dan gaya hidup masyarakat negara-negara maju tersebut. AS sendiri adalah salah satu negara yang belum meratifikasi protokol Kyoto, sedangkan Australia sudah meratifikasi protokol Kyoto dengan dilantiknya Kevin Rudd sebagai perdana menteri Australia yang baru menggantikan John Howard. Penyebab lainnya adalah rusaknya hutan sebagai paru-paru bumi dan sebagai media penyerap karbon terbesar. Pembalakan liar, kebakaran hutan, menyebabkan deforestasi besar-besaran karena tidak diimbangi dengan pelestarian dan penanaman kembali hutan tersebut. Karbon yang dihasilkan dari kebakaran hutan tersebut juga mendukung terjadinya Global Warming, dan Indonesia merupakan salah satu negara penghasil karbon terbesar dari kebakaran hutan. Seperti yang kita ketahui, kebakaran hutan merupakan masalah rutin bagi negara kita.
Beberapa cara dan metode pengurangan dampak dari Global Warming sedang dikembangkan oleh para negara maju akibat dari melebihi batas emisi karbon yang dihasilkan oleh negara mereka dari batas normal, dia
http://www.pontianakpost.com/berita/index.asp?Berita=Opini&id=147656
Dampak Global Warming di Indonesia Mulai Terasa
Diterbitkan Januari 22, 2008 Lainya
Indonesia mulai merasakan dampak pemanasan global (global warming) yang dibuktikan dari berbagai perubahan iklim maupun bencana alam yang terjadi.
Dampak pemanasan global itu di antaranya, terjadinya perubahan musim di mana musim kemarau menjadi lebih panjang sehingga menyebabkan gagal panen, krisis air bersih dan kebakaran hutan.
Dampak lainnya yaitu hilangnya berbagai jenis flora dan fauna khususnya di Indonesia yang memiliki aneka ragam jenis seperti pemutihan karang seluas 30 persen atau sebanyak 90-95 persen karang mati di Kepulauan Seribu akibat naiknya suhu air laut.
Selain itu, penelitian dari Badan Meteorologi dan Geofisika menyebutkan, Februari 2007 merupakan periode dengan intensitas curah hujan tertinggi selama 30 tahun terakhir di Indonesia. Hal ini menandakan perubahan iklim yang disebabkan pemanasan global.
Indonesia yang terletak di equator, merupakan negara yang pertama sekali akan merasakan dampak perubahan iklim. Dampak tersebut telah dirasakan yaitu pada 1998 menjadi tahun dengan suhu udara terpanas dan semakin meningkat pada tahun-tahun berikutnya.
Diperkirakan pada 2070 sekitar 800 ribu rumah yang berada di pesisir harus dipindahkan dan sebanyak 2.000 dari 18 ribu pulau di Indonesia akan tenggelam akibat naiknya air laut.
Perubahan iklim yang disebabkan pemanasan global telah menjadi isu besar di dunia. Mencairnya es kutub utara dan kutub selatan yang akan menyebabkan kepunahan habitat di sana merupakan bukti dari pemanasan global.
Pemanasan global disebabkan kegiatan manusia yang mengasilkan emisi gas rumah kaca dari industri, kendaraan bermotor, pembangkit listrik bahkan menggunaan listrik berlebihan.
Karena itu yang harus dilakukan untuk mengatasi ancaman pemanasan global adalah melakukan penghematan energi listrik, mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, menghentikan penebangan dan pembakaran hutan
jadi pemerintah harus didesak untuk menggunakan energi terbarukan seperti matahari, air dan angin yang lebih ramah lingkungan.
http://meylya.wordpress.com/2008/01/22/dampak-global-warming-di-indonesia-mulai-terasa/
5. MENGURANGI ANCAMAN PEMANASAN GLOBAL
5.1 Menetapkan Konsentrasi Gas Rumah Kaca
Untuk menghilangkan ancaman pemanasan global secara menyeluruh, konsentrasi gas-gas rumah kaca harus dikurangi sampai tingkat masa pra-industri. Ini merupakan tujuan yang saat ini tidak mungkin tercapai.
IPCC (Panel Antar-pemerintah tentang Perubahan Iklim) menghitung beberapa penghematan yang diperlukan untuk mempertahankan tingkat emisi yang ada saat ini. Data ini disajikan pada tabel 4 dan memperlihatkan bahwa penghematan-penghematan tersebut harus drastis. Emisi karbon dioksida, misalnya, harus turun 60 persen, yang berarti bahwa penggunaan bahan bakar fosil untuk transportasi, industri dan listrik pada tingkat global harus dikurangi sampai tingkat setengah.
Sebuah skenario, berdasarkan penelitian Dr. Mick Kelly, Universitas East Anglia di Inggris, dirancang untuk menetapkan konsentrasi gas rumah kaca tahun 2030 pada kadar sedikit lebih tinggi dari pada kadar saat ini. Hal ini memerlukan perubahan mendasar. Beberapa ciri kuncinya adalah sebagai berikut:
Penghapusan produksi chlorofluorocarbon sejak 1995 dan mungkin juga bahan-bahan penggantinya yang mempunyai efek rumah kaca;
Menghentikan penggundulan hutan pada 2000, diikuti dengan penanaman kembali hutan-hutan secara intensif;
Pengurangan emisi karbon dioksida dari bahan bakar fosil sampai 30 persen dari kadar saat ini pada 2020;
Pengurangan dalam peningkatan konsentrasi tahunan metana dan dinitrogen oksida sampai 25 persen dari nilai saat ini.
Semua perubahan-perubahan ini pun tidak akan menghapuskan ancaman pemanasan global secara menyeluruh.
Dalam mengidentifikasi tindakan-tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, sebaiknya diikuti strategi ‘tanpa penyesalan’ atau ‘no regrets’ yang dinyatakan pada 1990 oleh Menteri Ilmu Pengetahuan Australia, Barry Jones:
"Jika kita bertindak dan bencana terhindarkan, maka kita mencegah penderitaan berat manusia. Jika kita bertindak dan tidak ada masalah, maka kita tidak rugi melainkan mendapat keuntungan berupa lingkungan yang lebih bersih. Jika kita tidak bertindak dan terjadi bencana, akan ada tragedi global. Jika kita tidak bertindak dan tidak ada bencana, akibatnya kita akan tergantung semata-mata pada keberuntungan/nasib".
5.2 Tindakan untuk Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca
Konservasi Energi
Banyak orang khawatir bahwa konservasi energi akan berarti penurunan taraf hidup. Hal ini merupakan isu belaka. Justru konservasi energi atau efisiensi penggunaan energi secara lebih baik sering dinyatakan sebagai usaha pelestarian sumber energi dengan biaya murah.
Di negara-negara maju, potensi terbesar untuk penghematan terdapat pada sektor industri dimana sebagian besar energi di konsumsi. Hal yang sama juga ada dalam sektor industri, perdagangan dan rumah tangga kelas atas di negara-negara berkembang.
Sejumlah besar bahan bakar dapat dihemat pemakaiannya pada gedung-gedung pencakar langit berdinding kaca di kota-kota besar beriklim tropis yang membentuk sebuah rumah kaca raksasa, sehingga memerlukan biaya besar dari pemilik dan penyewa untuk mendinginkan ruangan. Kesalahan ini tidak perlu diulangi, bangunan-bangunan baru dapat dengan mudah dirancang untuk mengurangi penyerapan panas.
Konsumsi listrik untuk penerangan dapat dikurangi dengan drastis melalui penggunaan lampu yang lebih efisien. Sebuah lampu neon kompak 18 watt yang dipasang di lubang lampu biasa dapat menghasilkan cahaya setara dengan lampu biasa 75 watt. Selama masa pakai sekitar 10.000 jam, lampu ini dapat mengurangi emisi lebih dari 0,5 ton karbon dioksida
(> 500 kg karbon dioksida)!
Transportasi menggunakan sepertiga dari keseluruhan konsumsi bahan bakar minyak dunia. Pada 1993 terdapat sekitar 500 juta kendaraan di jalan-jalan raya dunia, sekitar 400 juta adalah mobil. Seluruh sektor transportasi memerlukan peningkatan dalam efisiensi.
Mobil ‘peminum bensin’ buatan Amerika Serikat mempunyai angka konsumsi bahan bakar dua atau tiga kali lebih tinggi daripada mobil buatan Eropa atau Jepang. Peraturan perpajakan dan bea masuk untuk mencegah masuknya mobil yang boros, dapat membantu mengurangi emisi karbon dioksida sekaligus membantu negara-negara berkembang mengurangi beban impor bahan bakar minyak.
Eliminasi Chlorofluorocarbon
Dalam hal chlorofluorocarbon, karena sebuah kesepakatan internasional untuk menghentikan penggunaannya pada 2000 telah ditandatangani, tingkat emisi di masa datang akan bergantung terutama pada sejauh mana kesepakatan tersebut dipatuhi dengan ketat Perusakan Lapisan Ozon.
Mengurangi Emisi Metana dan Dinitrogen oksida
Hingga saat ini belum ada strategi yang tepat untuk mengurangi emisi metana maupun dinitrogen oksida. Masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk sampai pada sebuah strategi pengurangan yang sesuai.
Bahan Bakar Biomassa
Bahan bakar biomassa berasal dari kayu atau sisa-sisa tanaman pertanian. Bahan ini dapat digunakan secara berkelanjutan, dengan jumlah penggunaan setara dengan jumlah penanaman. Jika hal ini dilakukan, tidak ada emisi karbon dioksida karena tumbuhan yang ditanam akan mengkonsumsi karbon dioksida sebanyak yang dilepaskan ketika bahan dibakar. Jika energi yang dihasilkan digunakan sebagai pengganti bahan bakar fosil, maka ada pula pengurangan emisi karbon dioksida.
Bahan bakar biomassa sudah digunakan secara berkelanjutan di berbagai industri pedesaan pada negara-negara berkembang. Pabrik gula dan penggilingan padi, minyak kelapa sawit dan agro-industri lainnya, secara berkala mengandalkan limbah mereka sendiri untuk menghasilkan energi yang diperlukan. Industri penggergajian kayu sering menggunakan potongan kayu dan limbah kayu lainnya untuk menghasilkan energi panas guna mengeringkan kayu. Usaha-usaha seperti ini harus didorong untuk beralih dari penggunaan bahan bakar fosil ke bahan bakar biomassa.

Teknologi Pemanfaatan Sumber Energi Terbarui
Pemanfaatan sumber energi terbarui diyakini tidak menghasilkan emisi karbon dioksida. Karena itu, peningkatan pemanfaatan energi dari sumber-sumber energi terbarui harus dianggap sebagai unsur utama dalam strategi mengurangi emisi karbon dioksida. Namun sejauh ini, sumbangan sumber-sumber energi terbarui terhadap pemasokan energi dunia amat kecil, kecuali dari tenaga air.
Selain tenaga air, dapat digunakan energi matahari dan tenaga angin Energi.
Penanaman Hutan
Menanam pohon bahkan pada skala besar sekalipun, tidak dapat mengimbangi keseluruhan laju penambahan gas-gas rumah kaca ke atmosfer.
Walaupun demikian, peningkatan penanaman pohon oleh setiap negara akan memperlambat penimbunan gas-gas rumah kaca.

5.4 ‘Strategi Antisipasi di Indonesia’
Untuk mengantisipasi dampak dari pemanasan global, pemerintah Indonesia membentuk Komisi Nasional untuk Evaluasi dan Monitoring Dampak Perubahan Iklim pada Lingkungan pada tahun 1990.
Komisi tersebut pernah merangkum satu "Strategi Antisipasi Dampak Perubahan iklim".
sumber [4]
Selain itu sudah dikeluarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup tentang "Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor" (KEP-35/MENLH/10/93), "Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak" (KEP-13/MENLH/3/95), dan "Program Langit Biru"
(KEP-15/MENLH/4/96) yang dimaksudkan mencegah terjadinya pencemaran udara dan mewujudkan perilaku sadar lingkungan.
sumber [6]
Berbagai kebijakan tersebut sudah menampakkan hasilnya tetapi langkah tersebut belum cukup, diperlukan tindakan menyeluruh misalnya dalam bidang konservasi energi, penggunaan sumber energi terbarui, penghutanan kembali dan penerapan teknologi ramah lingkungan guna mengatasi serta mengurangi ancaman pemanasan global.
Gambar (31). Negara-negara Penyebab Emisi Gas Rumah Kaca Tertinggi(Total dan per Kapita)